I. PROFILE DAN SEJARAH BELADIRI

Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci merupakan salah satu perguruan yang tetap eksis membina dan mengembangkan minat dan bakat generasi muda dalam bidang ilmu beladiri atau kanuragan untuk menahan arus globalisasi yang makin merajalela. Garuda Suci singkatan dari Gabungan juRUs-juRUs DAri Sufi Utama China-Indonesia dan dalam kurun waktu yang cukup lama Dewan Pembina Lembaga Beladiri Indonesia Garud@ Suci berikhtiar menyelenggarakan pelatihan dan pembinaan yang intensif sebagai respon terhadap kebutuhan lingkungan & masyarakat.
Sebagai cikal bakal pertumbuhan dari perguruan ini ádalah dengan dibentuknya oleh Dewan Pembina pada hari Sabtu,18 Desember 1982 dan menjadi titik awal beladiri ini memasyarakat dalam mewarnai dinamika kehidupan. Tekhnik Beladiri yang dikembangkan dalam Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci adalah merupakan ilmu beladiri yang memadukan antara seni, keindahan, ketepatan dalam mencapai sasaran, kekuatan, kecepatan serta kedinamisan dalam gerak dan olah pukul yang sangat berdayaguna. Kesemuanya itu terangkum dan tertata secara apik melalui dimensi gerak Yinyang dan Formasi gerakan jurus yang merupakan ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan ilmu bela diri lainnya.

Sedangkan secara historis beladiri ini yakni dulu pada masa kekaisaran di China banyak tentara muslim menerima tawaran kaisar untuk menetap, menikah dengan penduduk lokal dan akhirnya berasimilasi dengan masyarakat China. Ras keturunan Arab-Cina ini dikenal dengan Hui-Hui. Pada masa Dinasti Yuan Mongol (1279-1368) yang didirikan oleh Kublai Khan, bangsa Hui mendapat julukan “Da’shman” yang berarti “orang yang terpelajar”, karena kemampuan dan kontribusi mereka sebagai astronom, astrolog, dokter, farmasis, arsitek, pengusaha bisnis, filosof, dan lain-lain. Dari 12 distrik di kekaisaran, 8 gubernurnya dijabat oleh muslim dan juga beberapa posisi penting di pemerintahan. Termasuk para penasihat militer dan master beladiri yang menjadi pengawal kaisar.
Bangsa Hui inilah yang mengembangkan Beladiri dan memasukkan aspek spiritual ke dalam seni beladiri ini. Sufi tarekat yang berkembang pada masa itu mengambil peranan penting terhadap difusi filosofi Islam ke dalam beladiri. Ulama sufi Hui sering mengalahkan biksu Budha dalam berbagai kontes. Qa Shi adalah salah satu gaya beladiri yang berarti tujuh pendekar, untuk mengenang tujuh ulama sufi.
Orang yang kuat bukanlah yang dapat menjatuhkan lawan dalam perkelahian, tetapi yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah (HR Bukhari).
Hal ini pernah ditunjukkan oleh Ali bin Abi Thalib dalam perang Khandaq (625 M) ketika Ali berhasil menjatuhkan lawan dan hendak menghunus pedangnya., tetapi tiba-tiba sang lawan meludahi wajah Ali. Ali urung untuk membunuh dan bahkan menyuruhnya pergi. ‘Mengapa kau tidak membunuhku?’, lawannya bertanya. Ali kemudian membalas
Adalah diizinkan untuk membunuh di dalam peperangan. Tetapi pada saat kau meludahi wajahku, kau bangkitkan harga diri dan kemarahanku. Jadi daripada membunuhmu dengan pedangku, lebih baik kubunuh nafsuku hanya untuk Allah.
Sang lawan takjub dengan karakter Ali ra dan masuk Islam saat itu juga.
Internal jihad melawan kelemahan internal diri yang diterjemahkan para master beladiri sebagai energi dalam atau dikenal dengan Chi Kung. Mereka percaya bahwa kedudukan tertinggi di dalam beladiri hanya dapat dicapai ketika manusia dapat mengalahkan sifat takut dan lemah di dalam dirinya. Ini juga diasah melalui serangkain latihan teknik beladiri dan pernafasan.
Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci merupakan salah satu olahraga beladiri yang berdasarkan pada prinsip lingkaran (spin/roll) yang memanfaatkan kekuatan lawan. Teknik -teknik dalam Beladiri ini antara lain meliputi pukulan, tendangan, kuncian, bantingan, jurus, serta latihan senjata. Beladiri menekankan harmonisasi dan keselarasan antara energi individu dan menyelaraskan dengan alam semesta. Seni beladiri ini juga menekankan pada prinsip kelembutan dan bagaimana untuk mengasihi serta membimbing lawan. Prinsip ini diterapkan pada gerakan-gerakannya yang tidak menangkis serangan lawan atau melawan kekuatan dengan kekuatan tetapi "mengarahkan" serangan lawan untuk kemudian menaklukkan lawan tanpa ada niat untuk mencederai lawan.
Apabila seseorang sudah menguasai gerakan jurus dan ilmu tenaga dalam Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci maka akan cepat merespon segala hal, respon tepat dan cepat tersebut bisa ditingkatkan kualitas dan intensitasnya sesuai kemamapuan latihan masing - masing. Karena efek latihan yang lama dan mendarah daging secara langsung akan sangat berpengaruh terhadap perilaku dan lingkungan bersangkutan sehari-hari. Sehingga dalam kehidupan nyata respon tepat dan cepat tersebut bisa teraplikasi tanpa disadari oleh yang bersangkutan, misalnya menimbulkan wibawa dan keberanian yang tinggi, serta bekerja menjadi lebih aktif dan progresif.
Seseorang yang berlatih beladiri dengan tekun (bukan sekedar kebiasaan) akan merangsang otak, naluri, insting, tubuh beserta perabotnya(otot, tulang, jantung, darah, paru-paru, hati, ginjal, limpa, dll) untuk bereaksi dengan tepat dan cepat terhadap suatu respon yg diterimanya. Semua unsur gerakan jurus-jurus dalam seni Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci lebih menekankan pada tekhnik alamiah yang mengandung daya kebugaran & kejiwaan sejati, karena dengan mempelajari dan mendalami segala aspek gerakan dalam Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci berarti melatih kemampuan mengendalikan jiwa dan raga serta meresapi hikmah dan hakikat alam.
Sudah menjadi kodrat manusia untuk memperlakukan kawan ataupun lawan supaya lebih mengedepankan rasa kemanusiaan dalam kehidupan maupun saat pertarungan sesuai norma dan hukum yang berlaku sebab Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci lebih mengutamakan musyawarah dalam mencapai kesepakatan dan kebersamaan daripada bertarung, sehingga terciptalah persatuan dan kedamaian dalam dunia olah kanuragan.
II. NAMA DAN TUJUAN PERGURUAN
Nama Garuda Suci merupakan singkatan dari Gabunagan juRUs-jurus DAri Sufi Utama China- Indonesia. Sedangkan tujuan mempelajari dan berlatih gerakan jurus- jurus Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci adalah;
- untuk kesehatan dan kebugaran
- demi memproteksi ( melindungi ) diri sendiri dan orang lain.
- melestarikan tradisi dan budaya bangsa
- menanamakn nilai-nilai kedisiplinan dan rasa tanggungjawab
- menumbuhkembangkan rasa persatuan dan kesatuan
III. LAMBANG PERGURUAN

a.Lambang Perguruan
- Garud@ ; ketangkasan dan keperkasaan
- Yinyang ; energi keseimbangan
- Spin ; lingkaran suci yang positif

- Senjata ; toya, samurai dan double stick (senjata pokok)
- Segitiga ; proteksi diri & orang lain
- Merah Putih ; Berani & Suci

- Garud@ Terbang ; Kepemimpinan yang ideal
- Yinyang ; Menyeimbangkan ilmu beladiri & organisasi
c.Lambang Tim Garud@
- Dwi Petarung
- Keris

- Lambang Satlat
d.Lambang Atlit
IX. MAKNA SIKAP BELADIRI
Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci dalam mengawali setiap latihannya dengan melakukan tiga hal penting, seperti ;
1. Sikap Siap ( kuda- kuda tunggal ) ; Pandangan menatap kedepan, kedua tangan posisi siap sedangakan kaki kita tertutup rapat.
Filosofi : Berusaha menjadi diri sendiri dan fokus untuk konsentrasi.
Makna Beladiri : Posisi awal sebelum memulai gerakan jurus.
Makna Kesehatan : Memberikan ketenangan dan kesempurnaan.
2. Sikap Penghormatan ; Pandangan lurus ke depan, tangan kanan lurus ke samping kanan bawah dan tangan kiri dilipat di depan dada.
Filosofi : Mengingatkan bahwa kita tercipta dari tanah dan akna kembali padaNya, petarung harus percaya diri dan optimis bisa melakukan gerakan jurus atau bertarung.
Makna Beladiri : Untuk membuka kuncian atau pegangan yang menggunakan putaran atau rotasi jurus, sekaligus menggunakan tonjokan dengan tangan mengepal dan tangan terbuka (sodokan).
Makna Kesehatan: Ketahanan dan kekuatan difokuskan pada wilayah dada sehingga dari segi kesehatan meningkatakan ketahanan organ tubuh wilayah dada seperti paru-paru, saluran pernafasan serta jantung.
3. Sikap Lambang Garud@ ; Pandangan mengikuti putaran tangan yang membentuk lingkaran Yinyang, posisi tangan kanan di bawah tangan kiri dan tangan kiri posisi meditasi depan dada.
Filosofi : Memberikan kesadaran tentang arti penting keseimbangan dan naluri alamiah, sehingga petarung lebih bisa mengaktifkan daya respon dan fitalitas dirinya.
Makna Beladiri : Untuk lebih memahami makna keseimbangan dalam yinyang dan mampu mempelajari dan menguasi gerakan jurus dangan baik serta sempurna.
Makna Kesehatan: Ketahanan dan kekuatan jiwa dan raga difokuskan pada wilayah dada sehingga dari segi kesehatan meningkatakan ketahanan organ tubuh wilayah dada seperti paru-paru, saluran pernafasan serta jantung. Petarung dalam Lembaga Beladiri Indonesia Garud@ Suci dapat menstabilkan gerakan jurus - jurusnya dan melakukannya dengan penuh penghayatan, meresapi,
IV. KEANGGOTAAN PERGURUAN
-Anggota Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci digolongkan atas:
a. Golongan A : Anggota yang berusia 9-12 tahun.
b. Golongan B : Anggota yang berusia 13-30 tahun atau belum menikah.
c. Golongan C : Anggota yang berusia 30 tahun ke atas atau sudah menikah.
d. Golongan D : Anggota lanjut usia yang berusia 50 tahun ke atas.
e. Golongan E : Anggota Penyandang Cacat.
- Jenis Anggota
Anggota Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci terdiri dari:
1. Anggota biasa, adalah orang yang mendaftarkan diri untuk mengikuti Pelatda dan ikut aktif berlatih dalam rangka mengikuti ujian sabuk dan telah dilantik pengurus satlat yang berwenang.
2. Anggota kehormatan, adalah orang yang diangkat dan disahkan oleh Sidang Nasional atas usulan pengurus satlat menjadi anggota kehormatan karena jasa-jasanya bagi perguruan.
V. PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN
- Prinsip Dasar Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci
1. lebih baik terluka saat latihan daripada dalam pertarungan
2. mengamalkam piloshofy padi ” makin berisi kian merunduk”
3. setiap gerakan jurus harus bernilai plus
4. menyerang pada tittik pusat sasaran
5. menangkis dengan kecepatan dan kekuatan untuk menghindar
- Kode Kehormatan ( Pancasatya ) Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci
1. taqwa kepada Alloh SWT dan taat pada ajaran Rasululloh SAW
2. berbakti kepada orangtua, patuh dan hormat kepada Pelatih ( senior )
3. memegang teguh rahasia perguruan, disisplin, dan mampu mengendalikan diri
4. berani menegakkan kebenaran dan keadilan
5. menjaga kepribadian dan santun terhadap sesama
VI. VISI DAN MISI PERGURUAN
- Visi Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci adalah mewujudkan masyarakay yang sehat jasmani dan rohaninya dengan satlat sebagai basisi pembinaan yang aktif, produktif dan progresif.
- Misi Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci yaitu;
1. membina dan mengembangkan minat dan Bakat anggota
2. meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
3. membangun pola fikir yang dinamis dan agamis
4. mempererat tali silaturrahim dan rasa solidaritas
5. menjunjung tinggi nilai - nilai spiritual dan budaya
VII. MOTTO PERGURUAN
Adapun Motto dari Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci adalah barang siapa yang kehilangan keberanian maka akan kehilangan segala - galanya ( who loses courage loses all )
VIII. SISTEM SATRIA
Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci menyelenggarakan pelatihan dan pembinaan berdasarkan Sistem Satria yaitu; Sentral, Terampil, Raga, Iman, dan Akhlak. Maksudnya Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci merupakan wadah pembinaan dan menumbuhkembangkan sikap terampil, menempa jasmani dan rohani serta moral anggota.
Sistem Satria berorientasi pada penempaaan jiwa dan sikap kreatif, inovatif, dan disiplin, sehingga anggota Lembaga Beladiri Indonesia Garuda Suci dituntut mempunyai;
a. sense of beoajing ( rasa memiliki )
b. sense of responsibility ( rasa tanggungjawab )
X. MAKNA LAMBANG YINYANG
Taiji, lambang tradisional untuk kekuatan Yin dan Yang
Konsep Yin Yang atau Yinyang (Hanzi) berasal dari filsafat China dan metafisika kuno yang menjelaskan setiap benda di alam semesta memiliki polaritas abadi berupa dua kekuatan utama yang selalu berlawanan tapi selalu melengkapi. Yin bersifat pasif, sedih, gelap, feminin, responsif, dan dikaitkan dengan malam. Yang bersifat aktif, terang, maskulin, agresif, dan dikaitkan dengan siang. Yin disimbolkan dengan air, sedangkan Yang disimbolkan dengan api. Secara terminologi, Yin dan Yang diterjemahkan sebagai negatif dan positif. Yin (feminin, hitam, bersifat pasif) dan Yang (maskulin, terang, bersifat aktif) adalah dua elemen yang saling melengkapi. Setiap kekuatan di alam dianggap memiliki keadaan Yin dan Yang.
Setiap benda bersifat dualisme yang terdiri dari unsur positif dan unsur negatif. Benda yang tidak memiliki unsur negatif dan positif, itu bermakna kosong dan hampa. Seperti halnya magnet, magnet mempunyai unsur positif dan negatif, kedua-duanya bersifat saling melengkapi. Magnet tanpa unsur positif, maka tidak terwujudnya unsur negatif. Itu bermakna bahwa magnet tidak akan terwujud jika tidak memiliki kedua unsur tersebut.
Lambang yinyang yang paling populer adalah lambang Xiantian Taiji atau Yinying Yu diperkenalkan oleh Lai Zhide (tahun 1525~1604). Sejarah pengkajian dan perkembangan lambang Yinyang dimulai pada masa Dinasti Song hingga abad ke-15. Lambang Taoisme yang lainnya adalah Chentuan dan Chou Dunyi, popularitas kedua lambang ini kedudukannya setelah popularitas lambang Xiantian Taiji . Lambang asli dari Taoisme adalah lambang Wuji oleh Chentuan pada awal Dinasti Song, kemudiannya dimajukan oleh Chou Dunyi yang memperkenalkan lambang Taiji. Kemungkinan besar teori Yin dan Yang berasal dari ajaran agama agraris zaman kuno. Konsep Yin Yang dikenal dalam Taoisme dan Konfusianisme, walaupun kata Yinyang hanya muncul sekali dalam kitab Tao Te Ching yang penuh dengan contoh dan penjelasan tentang konsep keseimbangan.
Lambang yinyang yang paling populer adalah lambang Xiantian Taiji atau Yinying Yu diperkenalkan oleh Lai Zhide (tahun 1525~1604). Sejarah pengkajian dan perkembangan lambang Yinyang dimulai pada masa Dinasti Song hingga abad ke-15. Lambang Taoisme yang lainnya adalah Chentuan dan Chou Dunyi, popularitas kedua lambang ini kedudukannya setelah popularitas lambang Xiantian Taiji . Lambang asli dari Taoisme adalah lambang Wuji oleh Chentuan pada awal Dinasti Song, kemudiannya dimajukan oleh Chou Dunyi yang memperkenalkan lambang Taiji. Kemungkinan besar teori Yin dan Yang berasal dari ajaran agama agraris zaman kuno. Konsep Yin Yang dikenal dalam Taoisme dan Konfusianisme, walaupun kata Yinyang hanya muncul sekali dalam kitab Tao Te Ching yang penuh dengan contoh dan penjelasan tentang konsep keseimbangan.
Konsep yinyang merupakan prinsip dasar dalam ilmu pengobatan tradisional Cina yang menetapkan setiap organ tubuh memiliki Yin dan Yang. "Circular Motion" yaitu gerakan melingkar yang mempunyai pusat. Seakan-akan ada dua lingkaran besar yang bergerak berpusat pada lingkaran kecil, dan lingkaran itu berubah menjadi seperti "komet" atau "bintang berekor" dimana kekosongan pada ekor komet itu diisi oleh sesuatu yang berlawanan, klo hitam diisi putih dan sebaliknyah, keduanyah membentuk satu lingkaran utuh yang melambangkan satu "unity" atau kesatuan...
Dunia ini bisa jalan ketika ada keseimbangan, tapi itu tidak bersifat mati atau diam, ada pergerakan dinamis disana, dimana bumi dan planet-planet yang lain bergerak mengikuti lengkungan yang berpusat pada bintang besar matahari, dan bumi sendiri merupakan pusat kehidupan yang menghubungkan lingkaran kecil yang hitam dan putih. Kalau dari semua garis lengkung dan lurus itu dilihat dominasi selalu pada garis lengkung, tapi penting garis lurus yang pendek itu untuk satu jalan pintas. Dalam ilmu arsitektur, sebetulnyah ada yang linier dan semua adalah lengkung, tapi karena mempunyai pusat yang tidak terbatas karena garis lengkung tersebut seakan-akan menjadi garis lurus, sesuai dengan gambaran lambang yinyang itu lagi sebuah lengkungan akan menjadi lurus bila mempunyai jarak tempuh yang pendek.
Dunia ini bisa jalan ketika ada keseimbangan, tapi itu tidak bersifat mati atau diam, ada pergerakan dinamis disana, dimana bumi dan planet-planet yang lain bergerak mengikuti lengkungan yang berpusat pada bintang besar matahari, dan bumi sendiri merupakan pusat kehidupan yang menghubungkan lingkaran kecil yang hitam dan putih. Kalau dari semua garis lengkung dan lurus itu dilihat dominasi selalu pada garis lengkung, tapi penting garis lurus yang pendek itu untuk satu jalan pintas. Dalam ilmu arsitektur, sebetulnyah ada yang linier dan semua adalah lengkung, tapi karena mempunyai pusat yang tidak terbatas karena garis lengkung tersebut seakan-akan menjadi garis lurus, sesuai dengan gambaran lambang yinyang itu lagi sebuah lengkungan akan menjadi lurus bila mempunyai jarak tempuh yang pendek.

SIKAP PETARUNG YANG BAIK
Petarung menyesuaikan diri dengan masyarakat, baru masyarakat menghargai pendekar.
Orang yang ada ilmu selalu berusaha menutupinya, bukan karena takut, tapi supaya tidak takabur.
Petarung berusaha menjadi orang yang berwawasan luas, bisa memunculkan prilaku nurani, dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
Petarung selalu menghindar dari pertarungan, bukan karena takut, tapi yakin bahwa kekerasan bukan jalan pemecahan satu-satunya.
Petarung selalu memikirkan orang lain dari pada diri sendiri.
Petarung sejati tidak pernah menonjolkan diri, karena melalui ilmunya dia tahu bahwa ada suatu kekuatn dahsyat yaitu kekuatan alam semesta, ciptaan Tuhan.
Petarung tidak menonjolkan diri karena tahu diatas langit masih banyak langit lain di atasnya.
Petarung sejati tidak takut kesepian, tidak takut rintangan,pantang menyerah, dan selalu bersuka ria, karena di empat penjuru lautan semua adalah saudaranya.
Orang yang ada ilmu selalu berusaha menutupinya, bukan karena takut, tapi supaya tidak takabur.
Petarung berusaha menjadi orang yang berwawasan luas, bisa memunculkan prilaku nurani, dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
Petarung selalu menghindar dari pertarungan, bukan karena takut, tapi yakin bahwa kekerasan bukan jalan pemecahan satu-satunya.
Petarung selalu memikirkan orang lain dari pada diri sendiri.
Petarung sejati tidak pernah menonjolkan diri, karena melalui ilmunya dia tahu bahwa ada suatu kekuatn dahsyat yaitu kekuatan alam semesta, ciptaan Tuhan.
Petarung tidak menonjolkan diri karena tahu diatas langit masih banyak langit lain di atasnya.
Petarung sejati tidak takut kesepian, tidak takut rintangan,pantang menyerah, dan selalu bersuka ria, karena di empat penjuru lautan semua adalah saudaranya.